AGEN SEPATU BATIK





Di usianya yang masih 22 tahun, kreativitas Agnes Tandia patut diacungi jempol. Dari setumpuk kain perca batik yang sudah tidak terpakai, berbagai aksesori batik menarik diciptakannya. Bisnis yang digelutinya bermula saat masih kuliah di Fakultas Kriya Tekstil Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB).

sepatu_batikSaat itu, Agnes iseng-iseng membuat jaket dari kain batik yang kemudian dipakainya untuk kuliah.Tak disangka,teman-teman kuliahnya sangat tertarik. Bahkan, ada pula berniat untuk membeli jaket ciptaannya itu. Terpacu, Agnes pun kemudian membuat jaket berdasarkan pesanan teman-temannya. Jumlahnya cukup banyak, sekitar 100 buah per bulan, dengan modal awal sebesar Rp300.000.

“Omzet pertama dari jaket ya sekitar Rp3 juta sebulan,” ungkap Agnes, beberapa waktu lalu. Sukses melalui penjualan jaket batiknya, Agnes pun lebih serius menangani peluang usaha yang tiba-tiba muncul tersebut. Dia lantas menamai bisnis yang digelutinya itu Kulkith. Pada 2009, Agnes membuat terobosan lain, yakni membuat sepatu kulit yang dipadukan dengan kain batik dan sandal dengan ratusan motif batik.

Selain itu, Agnes juga membuat tas bermotif batik. Semua produknya dibanderol dengan harga yang tak terlalu tinggi, mulai dari Rp130 ribu - Rp325 ribu. Upaya seriusnya membuahkan hasil saat mengikuti pameran Inacraft di Jakarta Convention Center. Kala itu, dia membuat dua lusin sepatu dengan modal sekitar Rp2 juta. Walaupun awalnya hanya sekadar coba-coba, tak dinyana penjualan yang didapat Agnes di pameran itu malah terbilang cukup besar, yakni sekitar Rp8 juta.

“Waktu itu kan cuma mencoba jual. Saya jual sepasang sepatu dengan harga Rp325.000. Itu karena masih coba-coba jadi ya kalau laku syukur, enggak laku ya tidak apa-apa. Ternyata, waktu itu dari dua lusin, cuma sisa lima pasang,” kenang Agnes. Selepas mengikuti pameran Inacraft, Agnes pun lebih fokus membuat sepatu ketimbang jaket. Pasalnya, respons pembeli untuk produk sepatu jauh lebih besar. Agnes mengaku untuk membuat semua produknya, dia menggunakan referensi dari situs-situs di internet dan mengikuti saran pembeli.

Dari situ, Agnes kian serius menangani usahanya. Dia mulai memikirkan promosi yang layak untuk produk-produk ciptaannya. Awalnya, langkah yang dipilih Agnes adalah promosi mengandalkan jejaring sosial. (*/Koran SI)
subscribe

Subscribe

Monitor continues to update the latest from This blog directly in your email!

oketrik
 
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More